Oleh Hali
Manusia modern hidup di tengah MEDAN. Bisa pula kita katakan bahwa kita hidup dikelilingi oleh MEDAN. Marilah kita membicarakannya lebih konkret!
Perlu diambil beberapa contoh sehari-hari. Di dalam mobil, Anda hidup dalam MEDAN. Di dalam kamar, Anda berada di dalam MEDAN. Dalam ruang kerja, Anda dikitari MEDAN. Malam hari sedang tidur, Anda tak terbebas dari MEDAN.
Yang berikut ini tak kalah menakutkan, maafkan, sementara “sedang beraktifitas” di dalam toilet, Anda di tengah MEDAN. Yang satu ini mungkin paling tidak Anda sadari.
MEDAN di sini sebaiknya kita tulis dengan huruf kapital semua. Apabila ditulis dengan huruf kecil semua: medan, bisa mengandung banyak pengertian. Tergantung dari bidang atau disiplin apa Anda membaca kata medan. Jikalau ditulis dengan satu huruf besar: Medan, maka ia menjadi ibukota dari propinsi Sumatera Utara.
Lantas apakah medan yang kita sedang bicarakan di sini? MEDAN dengan huruf besar semua, hendaklah dipahami dari bidang atau disiplin fisika. Inilah medan yang sedang kita diskusikan bersama.
Manusia modern hidup dekat medan listrik. Manusia iptek melekat dengan medan magnet. Telepon genggam dan tablet mengandung medan dari baterai dan signal. Komputer dan laptop memancarkan medan. Selain baterai, signal, masih ada satu yang sering terlupakan, medan yang terpancar dari layar atau screen. Bola lampu pun memancarkan MEDAN. Sederetan panjang alat-alat di rumah Anda harus kita sebutkan di sini: microwave, kulkas, AC, dispenser, rice cooker. Tak ada satu pun alat tersebut yang tak memancarkan MEDAN.
Kabel-kabel sudah mengandung MEDAN. Zaman kini kita cenderung menggunakan teknologi yang lebih maju dari kabel. Kita menyebutnya sebagai teknologi nirkabel. Kita hidup di tengah teknologi tanpa kabel. Nirkabel hanya menyelesaikan pekerjaan ruwet sambung-menyambung kabel. Nirkenal sama sekali tak menyelesaikan bahaya MEDAN.
Di mana posisi rumah Anda kini? Di dekat pembangkit listrik? Atau jangan-jangan Anda tinggal di bawah menara SUTET? Sangat sangat sangat mengerikan!
Semua ini bukan untuk menakut-nakuti Anda. Sama sekali tak bermaksud untuk mengancam Anda. Semua ini adalah sungguhan. Inilah kenyataan hidup yang kita hadapi bersama sekarang.
Kalau sudah demikian adanya dunia Anda ini, apakah yang harus kita perbuat? Pindah domisili bersama orang-orang Baduy di Lebak, Banten? Hidup bersama suku Kubu (Anak Dalam) di propinsi Jambi? Ataukah sekalian berpindah domisili ke dalam rimba belantara?
Hari ini juga, semoga kita mulai menyadari diri. Sebisa-bisanya bebaskan diri dari MEDAN. Berupaya sebaik mungkin menjauhkan diri dari MEDAN. Anda berucap: “Saya tak sanggup.” Paling tidak Anda masih bisa mengurangi diri dari hidup di tengah MEDAN.
Resiko zaman modern
SukaSuka