Kategori
Pendidikan Potret kehidupan

Kucing Pincang, Apa Kabarmu Kini?


Oleh Hali

Selama wabah Corona merembak, kampus kami kedatangan seekor kucing. Uniknya, ia adalah seekor kucing pincang. Rentang waktu sudah sekitar tujuh bulanan.

Awalnya kucing itu sehat-sehat saja. Suatu hari, pada awal Corona, ia datang dengan menyeret-nyeret kaki kanan belakangnya, luka-luka. Entah kecelakaan, entah ada orang memukulnya, atau entah apa penyebabnya. Kami tidak tahu-menahu.

Sewaktu security melihatnya untuk pertama kali, kondisi luka-luka. Dia kasihan sekali pada si kucing, harap-harap si kucing lekas mati saja. Ini beranjak dari perasaan iba terhadap kondisi kucing pincang tersebut.

Akan tetapi, si kucing tetap bertahan hidup hingga hari ini. Luka-lukanya sembuh. Kini yang tersisa adalah kakinya menjadi pincang, yakni kaki kanan bagian belakang. Kaki kanan belakang kondisinya hanya bisa lurus saja, tak bisa dibengkokkan lagi. Jalannya menyeret-nyeret kaki kanan belakang. Pendek kata, ia cacat seumur hidup. Kita panggil saja si kucing pincang.

Mengapa dengan si kucing pincang? Apalah artinya! Kenapa kita memperbincangkannya?

Begini cerita selanjutnya. Sesudah pincang, si kucing tetap menjalani hidupnya. Ia masih hidup sebagaimana sebelum pincang. Datang dan pergi! Istirahat dan bersantai. Berjemur dan mencari makan.

Semua kegiatannya tidak ada yang berubah walaupun kondisi fisiknya amat memprihatikan. Sekarang ia tidak bisa meloncat dan melompat lagi. Walaupun begitu, si kucing pincang tetap menjalani hidup sebagaimana sebelum pincang.

Saudara-Saudariku sekalian, terkadang kita sebagai manusia mudah sekali mengeluh. Kondisi ekonomi, sulit mengeluh. Kesehatan menurun, mengeluh. Keluarga susah, mengeluh. Kehilangan pekerjaan, mengeluh. Usaha seret, mengeluh. Rencana tak terlaksana, mengeluh. Mengeluh, mengeluh dan mengeluh!

Seolah-olah isi hidup ini mengeluh melulu. Marilah kita berefleksi dari si kucing pincang! Sesusah apa pun, hidup kita masih harus dilanjutkan. Sesulit apa pun, hidup kita masih harus dijalani. Jikalau engkau sampai cacat fisik sekalipun, hidup ini masih harus engkau jalani.

Jalanilah, jalanilah, jalanilah dan selesailah pertandingan hidup ini! Kalau engkau tidak menyelesaikan tanggung jawabmu di dunia, jangan buru-buru meninggalkan dunia ini!

5 replies on “Kucing Pincang, Apa Kabarmu Kini?”

Si kuncing ini sebagai contoh kepada kita dimana kucing ini mengalami kesulitan dalam hidupnya dan ia menjalani hidupnya dan tidak menyerah, begitu juga kita sebagai manusia apapun rintangan dalam hidup kita, kita jalani dan jangan mudah mengeluh, TYM

Suka

Tinggalkan Balasan