Kategori
New normal

Jarak Fisik dan Jarak Sosial


oleh Hali

Salah satu refleksi yang positif dan konstruktif dari mewabahnya virus Corona adalah konsep yang disebut sebagai physical and social distancing, yang kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi (menjaga) jarak fisik dan sosial. Jangan sampai konsep ini disalahmengertikan. Ia bukan berarti kita menjadi anti-bergaul atau anti-sosial. Sama sekali bukan itu maksudnya!

Lantas apa itu arti dari jarak fisik dan sosial? Wabah pandemi Covid-19 menyadarkan manusia. Kita semua harus mengatur jarak fisik yang wajar. Di dalam kereta api dan bus umum, tidak boleh berjubel sampai berdesakan. Harus ada jarak fisik yang wajar antara satu orang dengan orang lainnya. Hal ini bisa mencegah penyebaran virus dari satu orang ke orang lain.

Hal yang serupa juga berlaku di restoran, bioskop dan perumahan serta perkampungan. Orang-orang tidak boleh hidup berdesak-desakan. Kepadatan yang tinggi harus diatasi dengan jarak fisik yang benar dan wajar. Terhadap kota padat, harap ada tindakan nyata untuk mengatasi kepadatan. Kondisi ini terjadi di ibukota dan sentra industri serta perdagangan. Solusinya, pengurangan jumlah penduduk! Penghuni dipindahkan ke kota dan lokasi lain.

Satu lagi, yakni konsep jarak sosial. Secara sosial pun kita perlu mengatur jarak. Ini bukan berarti tidak bergaul. Ini bukan berarti tidak boleh berkumpul untuk bermasyarakat. Sekali lagi, jarak sosial bukanlah antisosial.

Di Nusantara, orang-orang mempunyai kebiasaan bermasyarakat. Bermasyarakat sekaligus berramah-tamah. Tradisi ini perlu dipelihara. Namun, dengan wabah Corona, kita semua tersentak bahwa terdapat pula tidak sedikit kontak sosial yang selama ini sudah berjalan tidak wajar dan tidak benar.

Perkumpulan gank-gank kejahatan, acara kebersamaan yang berlebihan, makan minum sesukanya hanya beberapa contoh saja. Beberapa contoh merupakan contoh dari sosialisasi yang tidak sehat. Jarak sosial pun ada batas-batas wajarnya.

Saudara-Saudariku sekalian, marilah setiap kita berefleksi dari Pandemi selama dua tahunan ini. Kalau selama ini jarak fisik kita telah salah kaprah, ini waktu untuk memperbaiki jarak fisik. Jika selama ini jarak sosial kita sudah melenceng, ini saat tepat untuk berbenah diri dalam jarak sosial.

Bagaimana dengan jarak fisik dan jarak sosialmu? Apakah sudah benar selama ini? Bagaimana dengan masyarakat di sekitar Anda? Bagaimana dengan sanak famili Anda? Bagaimana dengan teman sobat Anda? Mari kita renungkan bersama jarak fisik dan sosial kita!

4 replies on “Jarak Fisik dan Jarak Sosial”

Tinggalkan Balasan