by Hali
Jangan berpikir di negara Barat tak ada gelandangan. Negara-negara berbahasa Inggris menamakan kaum ini sebagai homeless. Artinya sudah jelas, tak memiliki rumah. USA yang begitu maju pun masih ada kaum homeless-nya. Di kota-kota besar dan metropolitan AS pun kita masih dapat bertemu dengan mereka yang homeless.
Hanya karena dunia Barat banyak yang tergolong negara maju, terkadang kita beranggapan sudah tidak ada kaum homeless di sana. Ini pandangan yang amat keliru. Tetap saja kaum homeless eksis di sana Bedanya adalah, kaum homeless di sana mungkin terlihat “rada keren.” Ada kaum homeless menjadi pemulung. Ada pula yang bekerja tetap dengan gaji rendah. Tak jarang ada kaum homeless memiliki kendaraan. Setiap malam mereka hanya tidur di dalam mobilnya. Kenapa bisa begitu?Itu dia, karena tidak memiliki rumah.
Orang-orang di Daratan Tiongkok menyebut kaum homeless sebagai 无家可归 (wujia kegui). Idiom ini mengandung pengertian tak memiliki rumah untuk bisa pulang. Bisa jadi mereka tidak lagi memiliki sanak famili. Terkadang keluarga tidak lagi mau menerima mereka. Mungkin juga mereka sendiri yang memilih untuk tidak mau pulang ke tengah-tengah keluarganya.
Beberapa kali saya menemukan mereka tidak sendirian. Apa maksudnya? Mereka tidak menggelandang seorang diri saja. Mereka berkumpul bersama beberapa orang. Pada malam hari mereka tidur dengan saling menjaga. Saya pernah menyaksikan realita ini dengan mata kepala sendiri.
Bagaimana dengan kondisi di Tanah Air kita sendiri? Gelandangan didefinisikan sebagai mereka yang tak menentu pekerjaan dan tempat tinggal. Definisi ini masih dapat kita perdebatkan. Yang penting adalah tempat tinggal mereka tak menentu. Sebagian gelandangan memiliki pekerjaan tetap dan sebagian lagi tidak. Intinya, kaum gelandangan cenderung hidup luntang lantung.
Kita mendapatkan kabar. Dinas sosial telah bertindak dan berbuat sesuatu bagi kaum gelandangan. Di kota kelahiran saya, Jambi, saya mendengar tak sedikit kaum gelandangan dijemput dari jalanan oleh dinas sosial. Mereka dibawa ke lembaga penampungan. Mereka diberi pretolongan untuk dapat hidup lebih layak. Mereka diberi pakaian, makanan dan mandi tentunya serta berganti pakaian. Luar biasa!
Bapak Ibu dan Saudara-Saudari sekalian, apa yang tebersik dalam pikiran dan hati Anda setelah membaca ini semua? Mungkin kondisi serumah Anda temui di sekitar rumah tempat tinggalmu. Bisa jadi Anda pernah bertemu dengan beberapa orang di antara mereka di jalanan. Sekali lagi penulis mengajukan pertanyaan: Apa yang tebersik dalam hati dan pikiranmu?
Kita bisa menolong mereka
SukaSuka
Masa lalu mereka mungkin suram, berharap dapat pulih
SukaSuka