Propinsi Xinjiang 3/3

Oleh Hali

Sesudah terjadi serangan 11 September di USA, dunia semakin berhati-hati. Mancanegara meningkatkan pengawasan terhadap Islam garis keras. Hal yang serupa juga terjadi di Tiongkok.

Selain itu, menjelang pelaksanaan Olympiade Beijing tahun 2008, terjadi beberapa tindak kekerasan dan serangan di Tiongkok. Umumnya para pelaku berasal dari suku Uighur.

Penduduk Xinjiang sebagian besar suku Uighur. Populiasi Uighur mencapai 45% dari seluruh penduduk di propinsi Xinjiang. Selain Uighur, propinsi Xinjiang masih dihuni oleh suku-suku minoritas lain. Orang-orang dari suku Uighur memeluk agama Islam/Muslim.

Dilema yang dihadapi mancanegara juga dialami oleh Tiongkok. Terkadang ada saja orang-orang yang bersikap separatis, ekstrimis dan radikalis. Hal ini tampak terjadi pula pada sebagian orang Uighur di propinsi Xinjiang.

Pemerintah Tiongkok mau tidak mau perlu meningkatkan pemantauan terhadap propinsi Xinjiang, terutama terhadap mereka yang berasal dari suku Uighur. Jelas sekali disinyalir, ada orang-orang di antara suku Uighur yang terlibat dalam tindak separatis, ekstrimis dan radikalis.

Pemerintah Tiongkok mengembangkan program deradikalisasi. Program ini serupa yang dikembangkan oleh negara-negara Barat seperti USA, Inggris dan Perancis. Terhadap orang-orang Uighur yang telah terpapar separatis, ekstrimis dan radikalis, pemerintah menerapkan pembinaan khusus lewat program deradikalisasi. Ini adalah semacam pendidikan kewarganegaraan dengan paket yang khusus.

Program deradikalisasi bertujuan membina mereka agar kembali ke “jalan yang benar.” Selain bimbingan konsep berbangsa dan bernegara, mereka juga diberi pekerjaan. Pekerjaan akan sangat diawasi dan diberi gaji oleh negara. Apabila mereka telah terbebas dari paham separatis, ekstrimis dan radikalis, maka perusahaan bisa merekrut mereka menjadi karyawan tetap yang selanjutnya akan digaji langsung oleh perusahaan.

Tuduhan-tuduhan yang dilontarkan oleh sebagian negara Barat terhadap catatan HAM China adalah pada persoalan tersebut. Sebenarnya tidak ada pelanggaran HAM di Xinjiang. Apa yang terjadi adalah pemerintah China melancarkan program deradikalisasi di sana. Itu hanya berlaku bagi orang-orang dari suku Uighur yang terpapar paham separatis, ekstrimis dan radikalis. Jumlah tersebut kecil saja dibandingkan dengan seluruh populasi suku Uighur di Xinjiang.

Mau tak mau harus kita akui, ada pula yang berujung ke teroris. Dari sepatatis, perlahan ke ekstrimis, lalu radikalis sampai akhirnya teroris. Terhadap yang terakhir ini, semua negara harus bertindak tegas. Jikalau tidak, negara akan rusak, rakyat lainnya akan sengsara. Mari kita semua terus mengikis separatis, ekstrimis dan radikalis dan teroris!

Kiranya negara kita masing-masing semakin damai sejahtera! Besar harapan dunia semakin tenteram! Dalam kondisi damai dan tenteram, setiap negara dapat membangun untuk kesejahteraan rakyat.

Iklan

Pensiun Jadi Orang Tua

Oleh Hali

Begitu anak lahir, istri menjadi ibu dan suami menjadi ayah. Tatkala melahikan anak maka, jadilah mereka orang tua. Hal yang serupa dialami oleh suami dan istri yang memungut anak. Tatkala mengadopsi anak maka sepasang suami istri akan menjadi orang tua. Anda bisa pula menyebutnya sebagai ayah dan ibu.

Waktu bayi, kehadiran orang tua amat dibutuhkan oleh anak. Waktu untuk menemani bayi panjang sekali setiap harinya. Orang tua utama memberikan makanan dan menjaga keamanan si bayi.

Tatkala beranjak kanak-kanak, waktu bagi orang tua untuk memperhatikan si kanak-kanak sedikit berkurang. Orang tua banyak berperan untuk mengajar anak mendengar, bergerak dan berbicara. Makanan dan keamaan anak tetap perlu diperhatikan.

Ketika memasuki usia sekolah dasar, peran orang tua sedikit berkurang. Sebagian tugas orang tua mulai diserahkan kepada guru di sekolah. Namun, waktu-waktu di luar jam sekolah tetap menjadi tanggung jawab orang tua.

Sampai tahap SMP dan SMU, anak semakin mahir mengerjakan sendiri ini dan itu. Orang tua paling mengarahkan dan memantau. Banyak hal sudah bisa dikerjakan sendiri oleh si anak. Si anak makin mencurahkan waktu bersama teman sebayanya. Anak mulai mengurangi waktunya bersama orang tua.

Saudara-Saudariku sekalian, makin bertambah usia anak, peran orang tua makin sedikit. Makin kecil anak, peran orang tua makin besar dan banyak. Orang tua harus menyadari kenyataan hidup ini.

Terkadang yang terjadi adalah sebaliknya. Bagaimana maksudnya? Pada masa kecil, orang tua sibuk bekerja dan menyrahkan anak kepada pembantu dan baby sitter. Anak makin dewasa, orang tua pengen banyak waktu bersamanya. Inilah salah kaprah dari orang tua!

Makin besar seorang anak, ayah ibu harus semakin melepaskannya. Itulah hukum bertumbuh dewasa dari anak. Orang tua perlu rela hati. Jangan terus memperlakukan remaja pemuda Anda sebagai seorang anak kecil! Ia harus semakin besar dna semakin dewasa. Itulah pertumbuhan yang sehat dan benar!

Sampai suatu hari, ayah ibu harus melepaskan anak. Orang tua harus pensius dari perannya sebagai orang tua. Umumnya, hari-H itu terjadi tatkala anak berusia 17 tahun atau 18 tahun. Orang tua harus sadar peran orang tuanya mulai pensiun. Anak harus sadar bahwa dia sudah harus mandiri.

Apakah sekarang Anda sudah pensiun sebagai orang tua? Relakah Anda melepaskan anak-anak Anda untuk mandiri? Jangan sampai Anda tri semakin erus menghalangi anak Anda untuk dewasa! Jangan pernah terus memperlakukan remaja pemuda Anda sebagai anak kecil!

Food Diversification

Oleh Hali

The majority of Indonesia’s population consumes rice. Breakfast, lunch, dinner, three meals have to have rice. Rice is the main source of food for Indonesia.

Rice becomes a source of carbohydrates. Rice is the staple food of our society. There is no day without rice. Maybe this is a suitable sembohyan.

This condition should not be tolerated. Efforts toward food diversification have long been encouraged. The result is not much. Rice is still the main choice for three meals a day.

Actually, there are many other food sources in Indonesia. For example: cassava, corn, sago, yams, sticky rice, taro, bentul, and even breadfruit. This list can still be extended. Nusantara is rich in varieties and tubers.

We can arrange staple foods three times a day. We just pay attention to the source of carbohydrates. Breakfast cassava, lunch rice, dinner corn. Breakfast glutinous, lunch rice, dinner rice. Breakfast sweet potato, lunch taro, dinner rice. Please arrange food for your family! It only changes staple foods. Meanwhile, vegetables, fruit, meat need to be in the daily diet, especially for lunch and dinner.

The more successful you diversify, the richer your food will be. Diversification will provide a complete variety of nutritional content. Diversification will also make food variety delicious.

In addition, diversification increases food security. We don’t need to just depend on rice. We can develop local food sources.

Let each of us start moving! Let’s promote food diversification! Make a variety of staples for you and your family! Start with your breakfast!

Kebiasaan Kumpul Barang

Oleh Hali

Sepasang suami istri di Jawa Timur terbiasa mengumpulkan barang bekas. Mereka berpikir demi hemat. Barang-barang yang dikumpulkan mulai dari botol bekas, kresek, kotak, kertas koran, sampai dengan jemuran handuk, sterofor buah-buahan, dan masih ada sederetan panjang daftar nama barang bekas lain baik kecil maupun besar.

Akibatnya, rumah mereka menjadi sangat penuh. Anak-anak sudah besar dan pada menikah, tinggal mereka berdua di rumah. Ukuran rumah/tanah 12 m x 20 m termasuk rumah ukuran besar untuk kehidupan kota zaman sekarang..Ada 4 kamar + 1 kamar pembantu, ada halaman depan dan belakang. Semuanya penuh dengan tumpukan barang. Sampai ruang tamu dan dapur pun hanya tumpukan barang bekas. Parkiran mobil di halaman depan yang ukuran 3 x 5 m pun penuh sesak tumpukan barang. Ampuh deh!

Itu masih ditambah sanak famili memberikan barang bekas. Kondisi rumah menjadi tidak nyaman bahkan parah sekali ketidaknyamannya. Tamu-tamu datang pada tidak betah. Rumah menjadi sumpek sekali.

Sebagian anak dan famili sudah mengingatkan. Ayo beberes rumah! Ayo jual barang bekas! Ayo buang barang rusak! Ayo perbaiki yang masih bisa! Ayo berikan pada orang yang masih layak pakai! Tetap saja tidak ada perubahan. Nasehat masuk kuping kiri dan keluar kuping kanan.

Tatkala masuk ke rumah mereka, sering tersandung barang ini barang itu. Kalau ada sedikit kerusakan di rumah, teknisi mau perbaiki pun kesulitan. Iya itu dia, tumpukan barang sana sini terlalu banyak.

Di satu pihak, mereka mempunyai kebiasaan menyimpan barang bekas. Ini patut dihargai. Akan tetapi, barang bekas terus ditumpuk di rumah maka rumah akan menjadi penuh dan sesak. Parahnya, mereka hanya bersedia kalau bisa dijual mahal. Akibatnya, rumah sudah selayaknya gudang. Gudang bukan gudang barang. Gudang adalah gudang barang bekas.

Mestinya mereka bisa belajar dari pemulung. Pemulung mengumpulkan barang bekas lalu dijual. Penulung mengumpulkan barang kadang masih ada yang bagus dan bisa diperbaiki. Mestinya mereka bisa belajar dari para pemulung.

Mereka perlu berhenti mengumpulkan barang bekas. Mereka perlu memilah-milah barang bekas miliknya. Mereka perlu beberes di rumah. Mereka bisa menjual, memperbaiki, memberikan, dan membuang barang-barang bekas tersebut.

Ayo Bapak Ibu Saudara-Saudari, jangan sampai rumahmu menjadi gudang! Bebereslah setiap hari! Bergegaslah pilah-pilah barang-barang yang ada di rumah! Rapikan barang-barang di rumah! Ciptakan rumah Anda senyaman mungkin! Anda sendiri betah dan tamu pun nyaman!

Belajar dari Joseph Tong 7/7

Oleh Hali

Selain menuntut diri untuk maju, berkembang dan meluas wawasannya, Pak Joseph juga rindu mendorong dan membimbing orang-orang untuk maju, berkembang dan meluas wawasannya. Tak jarang memberikan dorongan, beliau terkadang secara aktif mencarikan jalan bagi orang-orang untuk maju. Orang-orang yang berurusan dengan beliau, entah Kristen maupun non-Kristen, baginya, setiap orang perlu maju dalam kehidupannya di segala bidang.

Ada satu pengalaman menarik tentang hal ini. Tatkala penulis masih belajar Mandarin di Xi’an, China, beliau pernah memberikan ceramah di Shaanxi Normal University. Di sela-sela waktu itu, penulis dan istri sempat menemani beliau makan di restoran sederhana dekat kampus. Sewaktu sedang makan, kami mendapati seorang anak perempuan pelayan di restoran tersebut. Sewaktu menghidangkan pesanan makanan kami, beliau bertanya tentang latar belakang, keluarga dan pendidikan di gadis kecil. Rupanya si gadis kecil berasal dari daerah Barat Laut China. Dia hanya lulus sekolah dasar lalu datang ke Xi’an bekerja sebagai pegawai restoran.

Langsung saja Pak Joseph menanyakan apakah hendak melanjutkan sekolah. Sesudah si gadis kecil mengiyakan, maka Pak Joseph meminta nama, alamat rumah, dan kontak di kampung halamannya. Pak Joseph menganjurkan agar dia segera pulang dan sekolah di kampung halaman. Masalah biaya akan dibantu nantinya.

Sesudah satu dua minggu meninggalkan Xi’an maka beliau meminta penulis untuk memeriksa ke restoran tersebut guna memastikan bahwa si gadis kecil betul-betul sudah pulang kampung. Selanjutnya ada orang lain di China diminta oleh beliau untuk kontak pada keluarga si gadis di kampung halaman. Akhirnya si gadis kecil benar-benar melanjutkan sekolah ke jenjang SMP dengan bantuan dari Pak Joseph.

Bagi Pak Joseph, si gadis kecil sepantutnya melanjutkan sekolah, bahkan paling tidak hingga SMU. Itu merupakan pendidikan minimal yang perlu dimiliki setiap orang untuk dapat menapaki fase-fase kehidupannya kelak. Si gadis kecil perlu maju dan berkembang. Si gadis kecil perlu didorong dan bahkan ditolong dengan bantuan biaya pendidikan.

Beliau akan bahagia melihat orang bisa maju dan berkembang. Entahkah di kemudian hari si gadis kecil masih mengingatnya atau pun tidak, yang penting melihat si gadis kecil berkembang telah merupakan suatu kebahagian dalam hidup.

Sebagai orang-orang yang telah dewasa dan mandiri, marilah kita mendorong dan mendukung orang-orang tak berdaya untuk dapat maju dan berkembang. Jangan sekali-kali menghalangi orang-orang di sekitar kita untuk maju dan berkembang. Sebisa-bisanya, marilah kita membimbing mereka untuk maju dan berkembang serta meluas wawasannya.

Kiranya kemajuan mereka memberikan kebahagiaan bagi kita bahwa ada seorang manusia lagi yang sedang maju dan berkembang dalam hidupnya.

Menggenang Dorothy I. Marx 7/7

Oleh Hali

Kita hendak melanjutkan singkatan-singkatan. Ibu Marx sangat mahir menyusun singkatan untuk menyampaikan pengajaran-pengajaran tertentu.

Singkatan akan menolong dan memudahkan kita untuk mengingatnya. Ajaran-ajaran penting menjadi mudah diingat dan sulit terlupakan. Ini merupakan sebuah metode mengajar yang baik.

Kali ini kita akan mempelajari dua buah singkatan yang pernah disusunnya.

Pertama, nilai-nilai dunia disingkat oleh ibu Marx menjadi is is is. Artinya, itu bisa adalah egois, sekularis, materialis, hedonis, fragmatis dan lainnya dan seterusnya, bisa ditambah dan diperpanjang lagi.

Dengan demikian, beliau hendak mengajarkan kita untuk menjauhkan diri dari nilai-nilai dunia tersebut. Janganlah kita menjadi seorang yang egois. Janganlah menjadi sekularis. Janganlah menjadi materialis! Janganlah menjadi hedonis! Janganlah menjadi fragmatis! Jauhilah nilai-nilai dunia tersebut!

Kedua. Nilai-nilai kerajaan Surga disingkat oleh ibu Marx menjadi an an an. Artinya, itu bisa adalah kebenaran, kejujuran, keadilan dan belas kasihan. Beliau hendak menanamkan agar di dalam diri anak-anak Tuhan tertanam nilai-nilai kebenaran, kejujuran, keadilan dan belas kasihan.

Biarlah setiap orang di dunia membuahkan kebenaran, kejujuran, keadilan dan belas kasihan di dalam tindak tanduk dan perbuatannya sehari-hari.

Saudara-Saudariku sekalian, bagi ibu Marx, nilai-nilai dunia bertentangan dengan nilai-nilai kerajaan Surga. Nilai-nilai dunia harus dikikis dari diri setiap orang. Sebagai gantinya, nilai-nilai kerajaan Allah hendaklah ditanamkan di dalam diri setiap orang. Apabila nilai-nilai an an an terejahwantakan dalam hidup orang-orang maka lingkungan di mana orang-orang tersebut hidup akan aman tenteram, bahagia, damai dan sejarahtera. Amin!

Gado, Pecel, Ruper, Lotek

Oleh Hali

Ini sebuah teka-teki. Apakah makanan paling populer di Indonesia? Isinya, semua sayuran. Tidak ada daging sama sekali di dalamnya. Meskipun begitu, makanan ini disukai semua orang.

Jawabannya yang pertama bisa jadi adalah gado-gado. Ada orang yang menempatkan pecel dalam urutan nomor satu. Antara pecel dan gado-gado sulit dipilih salah satunya. Dari segi rasa, bumbunya punya ciri khas yang berbeda. Di dalam pecel ada kencur dan daun jeruk yang memberi rasa khas. Bumbu gado-gado tak mengandung kedua itu namun rada lengket dan kental.

Selain gado-gado dan pecel, masih ada makanan sejenis lainnya. Masyarakat Sunda memiliki lotek dan karedok. Lotek lebih dominan bagi kebanyakan orang berhubung sayur-sayurannya telah direbus. Sementara karedok kurang disukai sebagian orang berhubung semua sayurannya mentah. Makanan khas Sunda ini tak kalah lezat dibandingkan pecel dan gado-gado.

Satu lagi perlu disebutkan di sini. Rucin, rujak cingur! Kadang ada yang lebih suka rujak petis. Penulis secara pribadi menyukai keduanya, baik rujak cingur maupun rujak pecis.

Ada sedikit catatan kecil, setiap kali memesan rujak cingur, saya pesan yang tidak pakai cingur. Tentu cingur tidak masuk ke kategori sayur-mayur.

Apa istimewanya empat atau lima makanan ini? Isinya semua sayur-sayuran. Kaya sekali vitamin dan mineral! Bumbu mereka yang menjadikan makanan itu enak.

Bisa makan pedas dan dapat pula tak pedas. Ada yang suka Tambah lontong atau pun nasi, dijamin sudah kenyang dan sehat. Ada pula yang suka ditambah dengan krupuk.

Ayo makan gado-gado! Ayo makan pecel! Ayo makan lotek atau karedok! Ayo makan rujak cingur atau rujak petis!