Perbuatan dan Iman

Oleh Hali

Kekristenan amat menekankan iman. Hal ini berlandaskan firman Tuhan yang ditulis oleh rasul Paulus dalam kitab Roma. Kitab Roma mengutamakan iman, pertobatan dan kelahiran kembali. Beberapa tokoh reformasi gereja mendapatkan jawaban atas pencarian hidup mereka di dalam kitab Roma.

Bagaimana dengan kitab Yakobus? Tampak jelas Yakobus sangat menegaskan perbuatan. Apabila kita memperhatikan Yakobus 2:14-26, hal ini kentara sekali. Keseluruhan kitab Yakobus, dari pasal 1 sampai 5, pun menjelaskan keutamaan perbuatan.

Judul tulisan kita kali ini meletakkan perbuatan di depan dan iman di belakang. Selama ini Kekristenan senantiasi menempatkan iman lebih awal dari perbuatan. Lantas bagaimanakah seharusnya kita memahami kenyataan tersebut?

Dua contoh diketengahkan Yakobus bagi pembaca-pembacanya. Pertama, Abraham. Beliau disebut Sahabat Allah dan seringpula dijuluki bapa orang beriman. Akan tetapi, justru di sini, Abraham ditampilkan lewat perbuatannya tatkala mempersembahkan Ishak. Kedua, Rahab. Tokoh ini hanya muncul dalam Yosua 2. Dia tampil dalam rangka menolong dua pengintai yang diutus oleh Yosua ke kota Yerikho. Baik Abraham dan Rahab menjadi contoh dari perbuatan mereka yang mencerminkan iman mereka.

Saudara-Saudariku sekalian, iman dan perbuatan hendaklah selaras. Perbuatan dan iman mestilah selaras. Jikalau tidak, iman kita hanya kosong dan mati. Secara tak langsung Yakobus mendoron kita untuk hidup dengan iman yang berisi dan hidup. Itulah yang dapat terlihat lewat perbuatan-perbuatan kita.

Perbuatan (baik) tidak berperan dalam anugerah keselamatan. Pahala dan jasa manusia yang paling mulia sekali pun tetap tak memadai untuk menebus dosa kita. Pengorbanan Yesus Kristus yang menebus dosa manusia. Kita menerima anugerah keselamatan itu melalui iman kepada kebenaran Allah dan menyerahan hidup kita kepada-Nya. Itulah iman dan perbuatan kita di hadapan-Nya.

Anda boleh menggambil sebuah koin mata uang mana pun. Terdapat dua sisi pada koin tersebut. Begitulah gambaran iman dan perbuatan di hadapan Allah. Kedua-dua sisi mesti ada, baik iman maupun perbuatan.

Bapak Ibu dan Saudara-Saudariku sekalian, marilah kita menghidupi iman kita melalui perbuatan. Lewat perbuatanlah, orang-orang akan tahu bahwa Anda memiliki iman. Ini bukan buat pamer diri di hadapan manusia. Hal ini kita jalani dalam hidup sehari-hari kita secara lumrah dan wajar, benar seturut kebenaran firman Allah. (TTH)

Iklan

Leave a Reply

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s