Mahar Nikah di India

oleh Hali

Masyarakat India memiliki kebudayaan sendiri. Salah satunya tentang tradisi pernikahan. Di India pernikahan menuntut mahar. Hal ini juga banyak berlaku pada kebudayaan lain di seantero dunia, termasuk Indonesia.

Mahar nikah, apa istimewanya? Di India, mahar nikah disediakan oleh perempuan. Mahar nikah diberikan kepada keluarga pihak lelaki. Jadi, bukan keluarga pria yang memberikan mahar pada keluarga perempuan. Di sinilah letak perbedaan dan keunikannya.

Seiring dengan kemajuan zaman, mahar nikah semakin hari semakin mahal. Kehidupan masyarakat modern masa kini amat materialistis. Konsep materialisme ini merembes sampai ke  dalam tradisi mahar nikah.

Ada keluarga pria yang meminta mobil. Bahkan ada pihak keluarga pria mensyaratkan rumah. Mahar nikah kian hari kian melangit dan memberatkan.

Dua puluh tahun lalu, mahar nikah sudah dilarang di India. Hukum negara telah menghentikan tradisi mahar nikah. Baik yang meminta mahar maupun yang menerima mahar akan dikenai sanksi. Akan tetapi, dalam praktek kehidupan sehari-hari, sebagian besar masyarakat India masih mempraktekkan mahar nikah hingga kini. Pihak perempuan harus membayar mahar nikah kepada pihak pria.

Yang seringkali menjadi persoalan, terletak pada nilai atau harga dari mahar. Tak jarang mahar nikah amat memberatkan keluarga perempuan. Sesudah menikah pun masih diungkit-ungkit oleh keluarga pihak pria.

Kondisi ini  acapkali mengakibatkan pertengkaran. Pertengkaran menghebat dan tak terselesaikan. Bahayanya adalah terjadi KDRT. Beberapa kasus sampai memakan nyawa. Umumnya pihak wanita yang menjadi korban.

Kalau begitu, persoalan awal sederhana sekali. Hanya masalah mahar nikah. Ujung-ujungnya mahar nikah menyebabkan kematian. Baik KDRT maupun kematian sudah termasuk ke dalam tindak kriminal. Hal-hal inilah yang membuat pemerintah India pusing kepala.

Saudara-Saudariku sekalian, bagaimana dengan masyarakat di sekeliling Anda? Masih adakah mahar nikah? Seberapa ruwet dan memberatkannya mahar nikah? Adakah yang sampai menjadi korban KDRT dan tindak kriminal? Marilah kita mencermatinya bersama! Marilah kita mencari solusi! Marilah kita menyelesaikan persoalan ini!

Manusia memang hidup di dalam tradisi dan budaya. Manusia berhimpum secara sosial. Manusia terhubung langsung dengan orang-orang sekitar dan sanak famili. Akan tetapi, tradisi dan budaya janganlah sampai mencelakakan  manusia. Tradisi dan budaya dibentuk buat manusia. Jangan terjadi sebaliknya, manusia buat tradisi dan budaya!

ReplyReply allForward
Iklan

One comment

Leave a Reply

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s