Remedial dan Her 2/4

Oleh Hali

Ada kampus yang menghalalkan her dan remedial. Kebanyakan kampus menolak remedial dan her. Pertanyaan kita sekarang adalah kenapa bisa begitu?

Umumnya remedial dan her diadakan tatkala seorang mahasiswa dinyatakan tidak lulus pada mata kuliah tertentu. Tidak lulus dalam artian total nilai dari seluruh komponen penilaian dari mata kuliah tertentu telah diakumulasikan. Tetap saja si mahasiswa yang bersangkutan tak mampu mencapai nilai minimal yang ditentukan kampus. Umumnya, tak mencapai nilai C.

Si mahasiswa diberi waktu beberapa hari. Paling lama hanya seminggu saja. Lalu dosen memberikan ujian ulang atau pun tugas tambahan lainnya. Dari situ mahasiswa yang bersangkutan akan dinilai atau dievaluasi ulang.

Biasanya hasil tes ulang mereka dinyatakan lulus. Di sini terkesan nilai menjadi murahan atau gampangan. Itulah salah satu sebab banyak dosen dan kampus tak setuju dengan remedial dan her. Asal her saja, asal remedial saja, asal lulus saja!

Waktu yang diberikan kepada si mahasiswa sangat singkat. Lebih parah lagi, kalau soal ujian yang diajukan untuk pelaksanaan her dan remedial adalah sama persis dengan soal sebelumnya di mana nilainya jelek. Hal ini menyebabkan tidak fair bagi mahasiswa lain yang telah lulus dari mata kuliah tersebut.

Kita bisa menjumpai pula mahasiswa yang benar dan bijaksana. Walaupun tak lulus dari mata kuliah tertentu, dia tak mau melakukan her dan remedial meskipun dia mendapatkan kesempatan untuk itu. Dia tak mau hanya mendapatkan nilai C dari remedial dan her. Sebagai gantinya, dia menempuh cara yang benar dan lebih fair. Di semester depan atau tahun ajaran mendatang, dia mendaftar ulang mata kuliah yang bersangkutan. Dia kuliah kembali dalam mata kuliah yang sama. Dia duduk sekelas dengan mahasiswa lainya, mungkin saja adik-adik kelasnya. Hasilnya, tentu akan lebih baik. Bagaimana tidak, dulu dia sudah pernah kuliah pada mata kuliah tersebut. Mungkin dengan dosen yang sama, atau bahkan dengan dosen lain. Artinya, dia sudah pernah kuliah dua kali dalam mata kuliah tersebut. Tentulah penguasaan dia terhadap materi kuliah akan lebih banyak dan lebih lengkap. Dia tak hendak asal menempuh remedial dan her. Hebat, hebat, hebat! Sungguh cermin dari mahasiswa bijaksana!

Saya tidak tahu, bagaimana dengan Anda? Setelah mengenali seluk-beluk pelaksanaan remedial dan her, bagaimana pandangan Anda? Akankah Anda tetap menjalankan remedial dan her bagi mahasiswa Anda yang tak lulus suatu mata kuliah tertentu?

Iklan

2 comments

Leave a Reply

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s