Kategori
Potret kehidupan

Dua Setel Sudah Cukup


Pada awal mula datang ke kota Nanjing, kami sempat tinggal di kost satu bulan. Selama tinggal di kost, kami mencari-cari rumah kontrakan, mess mahasiswa dan asrama kampus. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk tinggal di asrama kampus. Satu kamar kami sewa untuk tinggal berdua, suami istri.

Selama satu bulanan tinggal di kost, kami bertemu dengan anak-anak SMA dan mereka yang sudah bekerja. Satu kamar ada yang diisi 4 orang, 6 orang, 8 orang. Ada satu kamar besar sekal sampai muat 16 orang. Istri saya kebagian kamar yang hanya 4 orang. Saya ditempatkan di kamar yang besar sekali, yang 16 orang itu.

Umumnya, pagi sampai sore, masing-masing penghuni asrama sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang bekerja sebagai karyawan, ada yang masih sekolah dan ada pula yang sedang les persiapan untuk tes universitas

Di kamar kost saya terdapat seorang bapak. Usia sekitar 50 tahunan. Beliaulah orang paling tua yang tinggal di kost itu. Bapak ini berasal dari kota di sekitar Nanjing. Dia sedang bisnis ke Nanjing selama tiga bulan. Beliau tinggal bersama-sama kami semua, yang mudah-mudah bahkan kecil-kecil.

Tentang Bapak ini ada hal yang amat unik. Dari hampung halamannya, beliau cuma membawa dua setel pakaian, ditambah satu setel pakaian tidur. Setiap pagi, dia akan berangkat untuk bekerja dengan satu setel pakaian yang telah dicuci bersih. Setiap sore pulang kerja, beliau akan mencuci pakaiannya untuk langsung dijemur. Umumnya, besok pagi sudah kering.

Hal lain tentang bapak itu saya sudah lupa. Apa yang saya masih kenang hanyalah beliau cuma membawa dua setel pakaian. Hidup itu begitu sederhana. Pakaian itu juga begitu sederhana. Dua setel pakaian sudah cukup untuk kebutuhan selama tiga bulan dalam perjalanan dinas. Luar biasa sekali!

Sejak mulai revolusi industri, pabrik berkembang pesat. Pabrik kain dan pakaian jadi menapaki produksi massal. Pakaian menjadi berlimpah ruah di pasaran. Harga murah dan amat bervariasi. Tidak heran, orang-orang memiliki banyak sekali pakaian. Tidak sedikit orang hidupnya seperti artis, pakaian gonta-ganti. Terkadang ada yang seperti pejabat publik, sekali pakai dan pakaian itu tak pernah dipakai lagi.

Bapak itu menjalani hidup yang sederhana berkenaan dengan pakaian. Dua setel pakaian sudah cukup untuk menjalani hidup. Hidup itu perlu sederhana dan pakaian pun demikian. manusia hanya butuh sedikit pakaian saja agar mudah menjalani hidup ini. Kebanyakan pakaian menjadikan pakaian hanya tinggal dalam lemari atau tersimpan di gudang.

Bapak Ibu Saudara-Saudari sekalian, berapa setel pakaian yang Anda butuhkan? Berapa setel pakaian yang biasa Anda pakai sehari-hari? Berapa banyak pakaian Anda menganggur di lemari dan gudang? Mulailah dengan memilah-milah! Bila berlebihan, sortirlah! Yang hendak dijual, juallah! Yang hendak diberikan pada teman dan sanak, berikanlah! Yang sudah tak layak pakaian, gunakan sebagai kain jelek! Pakaian itu sederhana, dua setela saja sudah cukup bagi bapak itu! Berapa setel yang cukup bagi Anda? Jawablah dengan jujur!

3 replies on “Dua Setel Sudah Cukup”

Tinggalkan Balasan