Kategori
Potret kehidupan

Mengemis Pada Saudara


Ini adalah satu realita hidup di dunia ini. Lebih tepat dinamakan sebagai ironi hidup. Penulis yakin sebagian dari Anda sudah tahu dan pernah melihat.

Apakah gerangan itu? Ada orang yang terus bergantung dan berharap pada keluarganya. Kerja takut susah. Tidak berani menghadapi tantangan. Hidup mau enak. Sedikit-sedikit meminta-minta pada Saudara. Seringkali barharap pada orang tua padahal sudah lewat dari umur dewasa. Anda mungkin pernah bertemu dengan orang tipe ini.

Repotnya lagi, mereka mudah sekali berhutang. Berhutang untuk hidup enak. Berhutang tanpa melihat kemampuan dirinya untuk membayar hutang. Berhutang dengan bunga rentenir sekalipun. Terhadap yang tidak ada bunga, langsung mereka bermohon dapat hutangan. Parahnya lagi, berhutang dengan harapan tidak perlu bayar hutangnya. Waduh, payah deh!

Orang sejenis ini tidak mandiri dan tak dewasa juga. Ada yang masih bujangan. Sebagian dari mereka bahkan sudah menikah. Ada pula di antara mereka yang sudah punya anak-anak. Masih tetap berharap bantuan dari orang tua dan saudara. Heran sekali kok tidak berdikari juga ya?

Apa yang terjadi pada mereka? Orang-orang ini telah rusak mentalnya. Mau cara mudah dapat nafkah! Mau hidup enak dan tak mau bersusah payah! Makan pilih mau enak! Berharap bantuan orang terus!

Bagaimana mau menolong mereka keluar dari lingkaran setan itu? Sudah diberi masukan dan nasehat tetap saja begitu. Memang tidak mudah. Kadang sudah capek dan malas untuk menghadapi orang tipe ini.

Apabila Anda sudah mencoba menolongnya untuk berubah, jika Anda telah memberi masukan, bahkan mungkin Anda sudah mencoba dengan cara halus dan cara kasar, berbicara secara tak langsung maupun to the point, iya sudah cukuplah. Anda tinggal mendoakan dan menantikan tanggal mainnya.

Paling tidak masih ada dua cara. Apa itu? Marilah kita lihat!

Pertama, ajaklah orang jenis ini melihat kehidupan pemulung dan gelandangan. Pemulung tetap bekerja walaupun pekerjaannya terkesan rendah, kotor, jorok dan mendapatkan penghasilan kecil. Mereka masih bertahan hidup tanpa meminta-minta. Mereka bisa hidup mencukupkan diri. Gelandangan biasanya tidur dan makan sembarangan. Gelandangan terkadang mengorek tong sampah untuk mendapatkan makanan sisa. Gelandangan tidur seadahnya di depan toko beralaskan kertas kardus. Gelandangan berpakaian compang-camping.

Kedua, beri kesempatan pada mereka untuk kena batunya! Mungkin suatu hari mereka sampai kelaparan! Mungkin mereka akan dikejar rentenir! Mungkin suatu hari mereka kehilangan semua Saudara dan orang tuanya! Barulah bisa mereka akan menjadi mandiri setelah kena batunya.

Semoga dua solusi ini masih bisa menjadi cara sakti terakhir! Hai Anda peminta, mau hidup enak, tak mau kerja susah, belajarlah dari dua solusi terakhir ini! Besar harapan penulis, mental Anda yang rusak akan mendapatkan perbaikan!

4 replies on “Mengemis Pada Saudara”

Betul sekali. Banyak dijumpai orang² seperti itu. Dan sulit untuk diajak hidup mandiri, maunya hidup enak tanpa mau kerja keras.

Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan