Kategori
teologi

Diangkat ke Awan-Awan


Salah pengajaran tentang akhir zaman adalah tentang diangkat ke awan-awan. Catatan ini terdapat pada 1Tesalonika 4:13-18. Istilah teologisnya rapture, pengangkatan. Ajaran tentang pengangkatan ke awan-awan sering disalahpahami. Orang-orang banyak mencari tahu mengenai waktu pengangkatan.

Apabila kita membaca perikop di dalam kitab 1 Tesalonika tersebut dengan seksama, maka kita akan mendapati beberapa hal penting. Pada waktu kedatangan Yesus Kristus kedua kali, Dia akan datang di awan-awan, sebagaimana murid-murid-Nya menyaksikan beliau naik ke Surga di dalam catatan Kisah Para Rasul. Waktu Yesus Kristus datang kembali, orang-orang yang telah mati di dalam Tuhan akan dibangkitkan. Mereka akan diberi tubuh yang baru. Lalu, bersama dengan orang-orang di dalam Tuhan yang masih hidup di bawah kolong langit ini, mereka semua akan diangkat ke awan-awan menyongsong Tuhan di udara. Orang-orang yang masih hidup tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal. Orang-orang yang telah meninggal tidak akan ketinggalan.

Jadi, ajaran rapture, pengangkatan ke awan-awan, terjadi bersama-sama, antara orang yang mati dan orang yang masih hidup. Dengan penjelasan tersebut, rasul Paulus menghendaki agar jemaat di Tesalonika saling menghiburkan. Rupa-rupanya ada orang yang bersedih karena kerabatnya telah mati sebelum Yesus Kristus kembali. Mereka bersedih karena berpikir, kerabatnya yang telah mati di dalam Tuhan tidak akan bertemu Yesus Kristus pada kedatangan-Nya nanti. Pemikiran ini salah. Pemikiran salah ini menyebabkan mereka bersedih. Pemikiran yang salah ini harus dibenahi. Dengan begitu, mereka tak perlu bersedih lagi.

6 replies on “Diangkat ke Awan-Awan”

Tinggalkan Balasan