Kategori
Kesehatan

Lawan Terus DBD


Oleh Hali

Pandemi Corona lebih menakutkan daripada DBD. Ketakutan dan panik masyarakat terhadap Covid-19 lebih besar. Ini satu kenyataan yang harus kita akui bersama. Padahal, dalam masa mendatang ada kemungkinan Corona tak terlalu berbahaya dibandingkan DBD.

Setiap tahun negara tropis masih harus menghadapi DBD, termasuk Indonesia. Tatkala musim penghujan tiba, ancaman DBD akan tiba kembali. Seolah-olah DBD sudah ada musimnya, laksana musim mangga, durian, duku, rambutan dan musim buah lainnya.

Setiap tahunnya, kematian akibat serangan DBD tetaplah tinggi. Mestinya penyakit ini juga perlu mendapatkan perhatian serius. Pemerintah dan masyarakat harus berwaspada terhadap DBD. Setiap kita mesti tetap berhati-hati.

Sikap yang positif adalah masyarakat Indonesai tak takut menghadapi DBD. Rakyat kebanyakan sudah cukup paham terhadap penyakit yang satu ini.

Tindakan pencegahan perlu ditingkatkan dan terus digalakkan. Kalaupun tertular DBD juga, kita tahu menghadapinya.

Pada umumnya, kita mengandalkan local wisdom untuk mengatasi. Seorang teman, orang Batak, mengatakan bahwa pasien DBD diberi makan sop daging anjing maka akan cepat pulih. Bagi penulis sendiri, sedari kecil diajarin masyarakat untuk makan daun pepaya, minum rebusan daun pepaya, makan jambu biji, minum rebusan angkak.

Kenyataannya, sebagian besar orang sembuh dari DBD dengan kearifan lokal tersebut walaupun setiap tahun tetap saja angka kematian tidak sedikit. Marilah kita belajar untuk tidak panik, hadapi dengan local wisdom, selagi belum ada cara dari dunia medis modern. Tetaplah tenang!

Selain memerangi Covid-19, kita jangan lupa terhadap DBD. DBD juga mudah menular dari satu orang ke orang lain. Kita yang tinggal di negara beriklim tropis masih harus terus memerangi DBD.

4 replies on “Lawan Terus DBD”

Tinggalkan Balasan