Lampu Jalan Nyala Terus

Sewaktu studi di Tiongkok, saya sering mendapati lampu-lampu di ruang kelas menyala padahal sedang tidak kuliah dan sedang tidak ada mahasiswa. Karena lewat di sana, saya masuk dan mematikan lampu-lampunya. Bicara tentang ruang kelas di sana, satu bangunan bisa enam lantai di mana satu lantai bisa ada 30 ruang kelas. Seandainya sepuluh kelas saja yang menyala lampunya tanpa digunakan, betapa banyak listrik terbuang dengan percuma.

Sepulang ke Indonesia, hal yang serupa pun saya temui. Kelas sedang tidak ada kuliah namun lampu menyala. Entah siapa orang terakhir yang meninggalkan ruang kelas tersebut. Kenapa tidak di-off lampu-lampunya sebelum dia meninggalkan ruangan?

Masih berkenaan dengan lampu, tak jarang kita jumpai lampu jalanan tetap menyala pada siang hari. Bisa jadi otomatisnya rusak. Kondisi ini tidak memungkinkan kita untuk mematikan lampunya. Mengapa tidak ada orang yang melapor? Mengapa tak ada petugas yang memantau?

Terkadang di rumah sakit pun demikian. Ruang tunggu, dekat jendela kaca, jelas-jelas penerangan dari luar terang benderang, lampu masih saja dinyalakan. Mengherankan bukan? Kadang menjumpai hal ini di rumah sakit, saya lewat di sana lalu mematikannya.

Saudara-Saudariku sekalian, setiap kita perlu memiliki kesadaran bahwa itu adalah suatu pemborosan. Memang bukan urusan dan tugas kita. Akan tetapi, apabila kita sedang lewat dan berada di sana, ada baiknya kita segera meringankan tangan untuk meng-off-kan lampu yang menyala percuma tersebut. Fasilitas umum adalah tanggung jawab kita bersama. Seandainya pun suatu hari kelak negara kita menjadi kaya raya sampai listrik tidak perlu bayar sama sekali, dalam kondisi itu pun kita tidak berhak untuk memboroskan listrik. Marilah kita berbuat sesuatu dalam penghematan listrik!

*** Silahkan subscribe dengan memasukkan email Anda ke kolom di bawah halaman ini (FOLLOW Blog). Please Subscribe to follow this blog site.

*** Setelah Subscribe berhasil, Anda akan dapat menerima artikel baru setiap hari Senin, Rabu dan Jumat.